Resum Pertemuan ke-17

 

 

Pertemuan       : ke -17

Gelombang      : 27

 

Mengenal Penerbit Indie

Nara Sumber   :  Mukminin, S.Pd,M.Pd

Moderator       :  Helwiah

           


Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Sahabat Blogger yang di rahmati Allah…


"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu dan akhirat kelak." (Ali bin Abi Thalib)

Masya Allah kalimat diatas sangat menukik, terutama penulis yang masih pemula seperti saya, ketika semua orang tertidur lelap, ketika lelah melanda ketika duka mendera penulis masih terjaga berjuang mengeja dan dan merangkai kata belajar untuk bisa memberikan jejak karya karena ingin sebuah jariyahNya.

Seperti halnya malam ini begitu penat dan padat dengan banyak agenda di dunia nyata, apalagi kesibukan yang tidak ada habisnya berhubungan  dengan dunia, serasa selaksa embun bisa kembali berjumpa walau dalam dunia maya dalam program belajar bersama   Cak Imin, begitu beliau biasa disapa mulai debutnya sebagai penulis sudah berusia 56 tahun. Usia yang bisa dibilang tak lagi muda. Namun, beliau mampu mematahkan anggapan kebanyakan orang bahawa jika usia di atas 40 sudah tak akan produktif. Tetapi beliau justru mulai menapaki tangga kesuksesan dan menunjukkan prestasinya secara maraton di usia mendekati pensiun. Tak ada kata terlambat.

Berdasarkan  beliau, setiap orang itu mampu menulis  dan bisa menerbitkan buku. apapun profesinya bahkan wiraswasta, mahasiswa atau pelajar sekalipun.  Menulis dan menerbitkan buku tidak sesulit dan serumit yang khawatirkan. Hal utama yang dibutuhkan untuk mewujudknnya adalah perjuangan dan ketekunan dalam menulis. Oleh karena itu, perlu semangat dan motivasi yang tinggi agar tetap teguh tak mudah surut dalam menjalani proses menulis.

Setelah mempunyai semangat menulis maka langkah selanjutnya adalah memahami cara menulis dan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yang harus dilalui yaitu sebagai berikut.

1. Prawriting

a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang alkan ditulis dengan peka terhadap sekitar (pay atention).

b. Penulis harus kreatif menagkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai yang dengan apa yang ide sukai (pasion). Boleh menulis artikel, artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekspresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan.

4. Editting/Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahap editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan pada kalimat. Tahap ini dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI.

5. Publikasi

Jika tulisan yang berupa naskah buku sudah yakin maka berikutnya memasuki tahap publikasi atau penerbitan buku. Tahap berikutnya adalah memilih penerbit, penerbit independen (penerbit Indie). Dalam grup BM ini ada 4 penerbit indie, yaitu :

a. Oase

b. Gemala

c. YPTD

d. Kamila Press Lamongan

Penulis boleh memilih penerbit mana yang disukai. Namun, sebelum memilih penulis harus paham dulu tentang penerbit.

Ada 2 jenis penerbit buku yaitu Penerbit Mayor dan Penerbit Indie. Mari kita ketahui apa pebedaannya.

1. Jumlah cetakan. 

Penerbit Mayor mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

Penerbit Indie hanya mencetak apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD (Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online, Fcebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dan lain-lain.

2. Pemilihan naskah yang diterbitkan.

Penerbit Mayor, naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Mereka ekstra hati-ahti dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit Mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

Penerbit Indie, Tidak menolak naskah. Selama naskah tersbut sebuah katya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta, karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti diterbitkan penerbit Indie. Penerbit ini menjadi alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3. Profesionalitas

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungn SDM di perusahaan besar mereka.

Penerbit Indie pun profesional tapi sering disalahartikan. banyak sekali anggapan penerbit buku Indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Maka sebagai penulis harus jeli dalam memilih penerbit. Jangantergoda dengan paket penerbit yang murah, tapi kualitas masih belum jelas.

4. Waktu penerbitan.

Penerbit Mayor, pad umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang ahrus mereka lalui. bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

Penerbit Indie, akan segera memroses naskah yang diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. penerbit Indie tidak fokus pada selera pasar yang banyak tuntutan. Penerbit Indie menerbitkan karya penulis yang yakin karya tersbut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga penerbit indie tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5. Royalti

Penerbit Mayor, mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis stelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

Penerbit Indie umunya 15-2-% dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat FB, Instagram, WA grup, Twitter, status dan lain-lain.

6. Biaya penerbitan

Penerbit Mayor, gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Kerugian ditanggung penerbit.

Penerbit Indie, berbayar sesuai dengan aturan dan fasilitas masing-masing penerbit. 

Kalimat inspiratif dari Cak Imin


Sebelum penulis tutup ijinkan kembali memaknai kalimat Imam Ghozali yang sangat memikat dan syarat memberikan semangat.

 

"Kalau engkau bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". (Imam Ghazali)

 

Palangka Raya

Penulis

 

Ummu Syadza

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari Berkarya Melalui Ecoprint

Kami Bangga Dengan Kepergianmu

Pameran dan Bazar Keterampilan Tata Busana sebagai Proyek P5 dan P2R Kelas XI MAN Kota Palangka Raya