Resum pertemuan ke -15

 

Pertemuan       : ke -15

Gelombang      : 27

Konsep Buku Non Fiksi

Nara Sumber   :  Misiin, M..Pd

Moderator       :  Arofah Afifi

  

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Sahabat Blogger yang di rahmati Allah…

Bercermin dari pesan moral yang disampaikan oleh Prof Rhenaldi Kasali, yang menyampaaikan tentang Kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan” serta semboyan Om Jay yang terus mengiang, yang mengajak untuk terus “Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang”

Masya Allah kalimat itu terus terngiang menggelitik jiwa sehingga hasrat untuk mencoba beberapa tantangan terus dicoba, meski banyak kendala tapi yakin Allah maha Kuasa akan menjaga para hamba yang sedang belajar membuat kata.  

Motivasi yang luar biasa disampaikan narasumber kepada peserta BM, agar menjaga komitmen untuk terus menulis, kalahkan ketakutan pada diri sendiri, yaitu takut tidak ada yang membaca, takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan, dan merasa karya orang lain lebih bagus. Menulislah sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang disukai dan dicintai.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, dari empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Sebelum menulis buku, harus menemukan alasan yang kuat mengapa ingin menjadi penulis. "Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!" (Imam Al-Ghaz

·  Ibu Musiin, M.Pd. (narasumber) alumni kelas BM asuhan Om Jay. Beliau angkatan ke-8 yang telah berhasil menaklukkan tantangan menulis Prof Eko. Bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku berjudul “Literasi Digital Nusantara, Meningkatkan Daya Saing Generasi.”

  Kalahkan ketakutan diri sendiri. Ketakutan merendahkan potensi untuk menulis:

  1. Takut tidak ada yang membaca.
  2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
  3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

  Ternyata kegiatan menulis sangat menyenangkan. Jangan jadikan menulis sebuah momok yang menakutkan dengan alasan harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide. Menulislah sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Kita memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.

  Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You?
Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak.
Tanyakan pada diri sendiri:

  1. Adakah sebuah buku di dalam diriku?
  2. Kapankah buku yang luar biasa itu akan lahir?

  Arus informasi begitu deras mengalir di era digital ini. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi untuk menulis buku.

  Buku yang kita tulis akan menjadi saksi sejarah untuk anak cucu, murid, dan generasi yang akan datang. Menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita.

  Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

  3 pola penulisan buku nonfiksi:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
    Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses)
    Contoh: Buku Panduan
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

  5 langkah proses penulisan buku nonfiksi:

  1. Pratulis
  2. Menulis Draf
  3. Merevisi Draf
  4. Menyunting Naskah
  5. Menerbitkan

  Langkah pertama: Pratulis

  1. Menentukan tema
    Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi, dll.
  2. Menemukan ide
    Lanjutkan tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya:
    1. Pengalaman pribadi
    2. Pengalaman orang lain
    3. Berita di media massa
    4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
    5. Imajinasi
    6. Mengamati lingkungan
    7. Perenungan
    8. Membaca buku
    9. Survey
    10. Wawancara
  3. Merencanakan jenis tulisan
    Contoh
    • Tema yang saya angkat di buku saya adalah pendidikan.
    • Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020
  1. Mengumpulkan bahan tulisan
    Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.
    Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini:
    1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal
    2. Keterampilan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal
    3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini
    4. Penemuan yang telah didapatkan.
    5. Pemikiran yang telah direnungkan
  1. Bertukar pikiran
  2. Menyusun daftar
    BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
    A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
    B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
    BAB 2 Media Sosial
    A. Media Sosial
    B. UU ITE
    C. Kejahatan di Media Sosial
    BAB 3 Literasi Digital
    A. Pengertian
    B. Elemen
    C. Pengembangan
    D. Kerangka Literasi Digital
    E. Level Kompetensi Literasi Digital
    F. Manfaat
    G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
    H. Kewargaan Digital
    BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
    A. Keluarga
    B. Sekolah
    C. Masyarakat
    BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
    A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
    B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
    C. Membangun Digital Mindset Warganet +62
  3. Meriset
  4. Membuat Mind Mapping
  5. Menyusun kerangka
    Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
    Menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, saya mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)
  6. Anotomi Buku
    1. Halaman Judul
    2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
    3. Halaman Daftar Isi
    4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
    5. Halaman Prakata
    6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
    7. Bagian/ Bab
    8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
    9. Halaman Glosarium
    10. Halaman Daftar Pustaka
    11. Halaman Indeks
    12. Halaman Tentang Penulis

  Langkah kedua: Menulis Draf

  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

  Langkah ketiga: Merevisi Draf

  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah

  Langkah keempat: Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

  1. Ejaan
  2. Tata bahasa
  3. Diksi
  4. Data dan fakta
  5. Legalitas dan norma

Kata penutup dari narasumber, Ibu Musiin, M.PD.,  yaitu: Dengan berbagi ilmu kita akan semakin kaya dan bahagia. Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. Mari berbagi dan saling memberi sehingga hidup kita lebih berarti. Meski hanya sebuah inti sari dari apa yang pernah kita teliti atau kita amati. Salam literasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resum Pertemuan ke-8

Resum Pertemuan 4

Resum Pertemuan ke-17